Sabtu, 30 November 2013
Senin, 25 November 2013
berita
Jazz Goes To Campus /(JGTC)/adalah rangkaian acara tahunan bertema musik jazz/dengan puncak acara festival musik jazz /di FEUI/yang diprakarsai oleh/Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UI// Sejak pertama kali digelar pada tahun
1976//
lahir dari ide Chandra Darusman dan teman-teman/Jazz Goes To Campus telah berhasil mengejar tujuannya/menyebar dan merayakan cinta pada musik jazz//
Apa yang dimulai sebagai sebuah niat sederhana/yaitu menyuarakan semangat muda melalui musik/kini telah berubah menjadi tidak hanya festival jazz tertua/tapi juga salah satu Festival Jazz paling terkenal di Indonesia dan di dunia//
lahir dari ide Chandra Darusman dan teman-teman/Jazz Goes To Campus telah berhasil mengejar tujuannya/menyebar dan merayakan cinta pada musik jazz//
Apa yang dimulai sebagai sebuah niat sederhana/yaitu menyuarakan semangat muda melalui musik/kini telah berubah menjadi tidak hanya festival jazz tertua/tapi juga salah satu Festival Jazz paling terkenal di Indonesia dan di dunia//
bermula dengan hanya 1 panggung dalam
area parkir Kampus UI Salemba/Jazz Goes To Campus telah mampu untuk
senantiasa meningkatkan dan memperluas kualitas dan program-programnya//
Tahun ini/pada tahun ke-36 nya/Jazz Goes To Campus Festival memiliki 4 panggung/menampilkan lebih dari 40 musisi lokal dan internasional/dan juga menawarkan edukasi jazz melalui Museum Jazz nya//
Jazz Goes To Campus juga telah bertransformasi/menjadi tidak hanya 1 hari Festival/tapi juga serangkaian Pre Event dari Kompetisi Band/Roadshow/Charity Night/ Klinik Musik/dan penemuan baru tahun in/Malam Komunitas Jazz//
Tahun ini/pada tahun ke-36 nya/Jazz Goes To Campus Festival memiliki 4 panggung/menampilkan lebih dari 40 musisi lokal dan internasional/dan juga menawarkan edukasi jazz melalui Museum Jazz nya//
Jazz Goes To Campus juga telah bertransformasi/menjadi tidak hanya 1 hari Festival/tapi juga serangkaian Pre Event dari Kompetisi Band/Roadshow/Charity Night/ Klinik Musik/dan penemuan baru tahun in/Malam Komunitas Jazz//
Setelah berhasil menampilkan Musisi Jazz
ternama di panggungnya setiap tahun/seperti Idang Rasjidi/Benny
Likumahuwa/Oele Pattiselano/Indra Lesmana/Jazz Goes To Campus telah
berhasil menyentuh hati ‘the jazz people’/dan juga melahirkan pecinta
jazz baru//
Tahun ini/Jazz Goes To Campus memegang
janji/untuk menawarkan program yang lebih kaya dan peningkatan kualitas/dengan perhatian ekstra kepada khalayak/dan komunitas jazz//
Panitia berusaha untuk melanjutkan warisan/yaitu membuat Jazz dan Jazz Goes to Campus/sesuatu yang bisa dirayakan oleh semua//
Sebuah perayaan yang menawarkan tidak hanya ditujukan untuk mengibur/namun juga menginspirasi//
Panitia berusaha untuk melanjutkan warisan/yaitu membuat Jazz dan Jazz Goes to Campus/sesuatu yang bisa dirayakan oleh semua//
Sebuah perayaan yang menawarkan tidak hanya ditujukan untuk mengibur/namun juga menginspirasi//
CONFIRMED INTERNATIONAL ARTISTS
1. Depapepe
2. Kyoto Jazz Massive PA Live
1. Depapepe
2. Kyoto Jazz Massive PA Live
CONFIRMED INDONESIAN ARTISTS
1. Andien,
2. Tulus,
3. Tompi,
4. Raisa,
5. ESQI:EF – Syaharani and Queenfireworks,
6. Idang Rasjidi featuring Oele Patiselano and Iwan Wiradz,
7. Barry Likumahuwa Project tribute to Miles Davis ft. Bubugiri,
8. Dwiki Dharmawan Quartet,
9. Monita Tahalea and The Nightingales,
10. SORE,
11. Shadow Puppets,
12. Bubugiri,
13. Kul-Kul,
14. Acoustic Funk,
15. BAG+Beat,
dan masih banyak lainnya//
1. Andien,
2. Tulus,
3. Tompi,
4. Raisa,
5. ESQI:EF – Syaharani and Queenfireworks,
6. Idang Rasjidi featuring Oele Patiselano and Iwan Wiradz,
7. Barry Likumahuwa Project tribute to Miles Davis ft. Bubugiri,
8. Dwiki Dharmawan Quartet,
9. Monita Tahalea and The Nightingales,
10. SORE,
11. Shadow Puppets,
12. Bubugiri,
13. Kul-Kul,
14. Acoustic Funk,
15. BAG+Beat,
dan masih banyak lainnya//
Jadilah yang pertama mengetahui promosi tiket The 36th Jazz Goes To Campus, dengan lihat disini
Waktu : 1 December 2013 10:00
Tempat : FEUI Campus Ground, Depok
Harga Tiket: Rp. 58.000,-
source: http://id.wikipedia.org/wiki/Jazz_Goes_To_Campus
https://acara-event.com/the-36th-jazz-goes-to-campus/
The 36th Jazz Goes To Campus
Jazz Goes To Campus (JGTC) adalah rangkaian acara tahunan bertema musik jazz—dengan puncak acara festival musik jazz di FEUI—yang diprakarsai oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UI. Sejak pertama kali digelar pada tahun
1976, lahir dari ide Chandra Darusman dan teman-teman, Jazz Goes To
Campus telah berhasil mengejar tujuannya: menyebar dan merayakan cinta
pada musik jazz. Apa yang dimulai sebagai sebuah niat sederhana yaitu
menyuarakan semangat muda melalui musik, kini telah berubah menjadi
tidak hanya festival jazz tertua, tapi juga salah satu Festival Jazz
paling terkenal di Indonesia, dan di dunia.
bermula dengan hanya 1 panggung dalam
area parkir Kampus UI Salemba, Jazz Goes To Campus telah mampu untuk
senantiasa meningkatkan dan memperluas kualitas dan program-programnya.
Tahun ini, pada tahun ke-36 nya, Jazz Goes To Campus Festival memiliki 4
panggung, menampilkan lebih dari 40 musisi lokal dan internasional, dan
juga menawarkan edukasi jazz melalui Museum Jazz nya. Jazz Goes To
Campus juga telah bertransformasi menjadi tidak hanya 1 hari Festival,
tapi juga serangkaian Pre Event dari Kompetisi Band, Roadshow, Charity
Night, Klinik Musik, dan penemuan baru tahun ini: Malam Komunitas Jazz.
Setelah berhasil menampilkan Musisi Jazz
ternama di panggungnya setiap tahun – seperti Idang Rasjidi, Benny
Likumahuwa, Oele Pattiselano, Indra Lesmana – Jazz Goes To Campus telah
berhasil menyentuh hati ‘the jazz people’ dan juga melahirkan pecinta
jazz baru.
Tahun ini, Jazz Goes To Campus memegang
janji untuk menawarkan program yang lebih kaya dan peningkatan kualitas
dengan perhatian ekstra kepada khalayak dan komunitas jazz. Kami
berusaha untuk melanjutkan warisan yaitu membuat Jazz dan Jazz Goes to
Campus sesuatu yang bisa dirayakan oleh semua. Sebuah perayaan yang
menawarkan tidak hanya ditujukan untuk mengibur, namun juga
menginspirasi.
CONFIRMED INTERNATIONAL ARTISTS
1. Depapepe
2. Kyoto Jazz Massive PA Live
1. Depapepe
2. Kyoto Jazz Massive PA Live
CONFIRMED INDONESIAN ARTISTS
1. Andien,
2. Tulus,
3. Tompi,
4. Raisa,
5. ESQI:EF – Syaharani and Queenfireworks,
6. Idang Rasjidi featuring Oele Patiselano and Iwan Wiradz,
7. Barry Likumahuwa Project tribute to Miles Davis ft. Bubugiri,
8. Dwiki Dharmawan Quartet,
9. Monita Tahalea and The Nightingales,
10. SORE,
11. Shadow Puppets,
12. Bubugiri,
13. Kul-Kul,
14. Acoustic Funk,
15. BAG+Beat,
and many more!
1. Andien,
2. Tulus,
3. Tompi,
4. Raisa,
5. ESQI:EF – Syaharani and Queenfireworks,
6. Idang Rasjidi featuring Oele Patiselano and Iwan Wiradz,
7. Barry Likumahuwa Project tribute to Miles Davis ft. Bubugiri,
8. Dwiki Dharmawan Quartet,
9. Monita Tahalea and The Nightingales,
10. SORE,
11. Shadow Puppets,
12. Bubugiri,
13. Kul-Kul,
14. Acoustic Funk,
15. BAG+Beat,
and many more!
Jadilah yang pertama mengetahui promosi tiket The 36th Jazz Goes To Campus, dengan lihat disini
Waktu : 1 December 2013 10:00
Tempat : FEUI Campus Ground, Depok
Harga Tiket: Rp. 58.000,-
source: http://id.wikipedia.org/wiki/Jazz_Goes_To_Campus
https://acara-event.com/the-36th-jazz-goes-to-campus/
Sabtu, 23 November 2013
Resensi Novel: Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin
Karena Cinta Tidak Harus Memiliki.
Oleh: Dara Yudha Nur
Fadhilah.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit
: 2010
Cetakan
: ke – 2
Tebal
Buku
: iv+256 halaman
Harga Buku
: Rp.40.000,-
Pengarang
: Tere Liye
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin…
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekalipun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masing dikepang dua.
Sekarang ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah… biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Setiap manusia, pasti pernah merasakan indahnya jatuh cinta.
Indahnya rasa berbunga-bunga ketika bertemu dengan sang pujaan hati, rasa ingin
selalu menjadi yang terbaik untuknya, dan tentunya, rasa ingin memiliki.
Rasa itulah yang dirasakan oleh Tania, seorang gadis yang
awalnya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tania sehari-harinya bekerja
sebagai pengamen untuk menambah penghasilan ibunya yang hanya bekerja sebagai
buruh cuci. Berdua dengan adiknya, Dede, Tania berhenti sekolah dan menghabiskan
hampir sebagian dari waktunya untuk bernyanyi dari mobil ke mobil, mulai dari
angkot, bis kota, hingga pinggir jalan. Bermodalkan sebuah kecrekan yang
berasal dari tutup botol bekas, mereka meraup receh demi receh di kantung baju
mereka yang kumal dan lusuh.
Tania sudah tidak bermimpi lagi untuk bisa bersekolah. Sejak
ayahnya meninggal dan ibunya harus membanting tulang demi menghidupi ia dan
Dede, Tania merelakan pendidikannya dan memilih untuk berbakti kepada ibunya.
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan seseorang yang merubah
hidupnya.
Tania kecil yang sedang mengamen, bersama dede yang
kelelahan, kakinya tertusuk sebuah paku payung yang langsung membuat darah
segar keluar dari jemari kakinya yang mungil, kotor, dan tidak beralaskan
apapun.
Saat itulah seorang pemuda datang dan menolongnya.
Membersihkan kakinya dari darah dan kotor, serta membalutnya dengan sebuah sapu
tangan miliknya-agar tidak terluka lebih lanjut. Tidak hanya itu, Tania dan
Dede dibelikan masing-masing sebuah sepatu baru.
Rezeki itu rupanya tidak berhenti sampai disitu. Pemuda bernama Danar yang
menolong Tania itu bersukarela datang kerumah Tania, dan bertemu ibunya. Pemuda
itu berkata, bahwa ia akan menyekolahkan Tania dan Dede sampai tamat. Taklupa
ia mengajak Tania dan Dede ke sebuah toko buku besar, dan membelikan mereka tas
baru, alat tulis baru-aneka perlengkapan untuk memulai sekolah.
Sejak itulah Tania menganggap pemuda itu adalah malaikatnya.
Malaikat yang menyelamatkannya dari jurang kesedihan. Melepaskannya dari dekapan rasa kesulitan.
Malaikat yang kembali menghadirkan terang dalam gelap harinya sepeninggalan
sang ayah. Malaikat yang begitu dermawan, begitu rupawan, begitu sempurna.
Malaikat yang kemudian mengenalkannya pada rasa itu: berbunga-bunga dan selalu
ingin tampil menjadi yang paling sempurna. Malaikat yang kemudian
mengenalkannya pada rasa...jatuh cinta.
Meski pemuda itu berumur jauh lebih tua daripada dirinya.
Tania memendam semua rasa itu sendirian. Tidak ia biarkan
satu orangpun mengetahui rahasia hatinya itu. Ia turuti semua kata Malaikatnya
untuk belajar yang rajin, menjadi yang terbaik, dan membanggakan Ibu. Demi satu
harapan: Malaikatnya memiliki rasa yang sama dengan apa yang ia rasa.
Karena ini semua bukan hanya semata untuk membalas budi baik
sang Malaikat atas perlakuannya di bis kota bertahun-tahun sebelumnya.
Tetapi, apakah semua usaha Tania berujung manis? Akankah ia
mendapatkan hati sang Malaikat? Apakah pada akhirnya Tania mengungkapkan semua
perasaan yang ia pendam selama ini? Dan mungkinkah kisahnya berakhir bahagia, seperti cerita-cerita dongeng dalam mimpinya?
Novel ini disajikan begitu manis dan menggugah. Hadir dengan
judul yang unik, yakni: Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin, Tere-Liye
berhasil menguak sisi penasaran saya dan membuat saya tergerak untuk membaca
novel dengan sampul berwarna hijau ini.
Tere-Liye dengan gaya bahasanya yang khas membuat saya
seakan terbawa larut dalam tutur cerita dalam novel ini. Dengan berisikan
kurang lebih 256 halaman dan dituturkan dari sudut pandang Tania, novel ini
menguak tentang perasaan yang terpendam, rasa jatuh cinta sendirian, dan rasa
akan cinta yang tidak terbalas.
Bahasa yang cenderung ringan, gaul, dan simpel membuat novel
ini cocok untuk dibaca dari kalangan remaja hingga dewasa.
Meski begitu, novel ini memiliki kekurangan yakni dari segi
fisik, kertas yang digunakan dalam novel ini berwarna kuning kusam sehingga
tampak seperti buku lama. Alur cerita yang maju mundur juga sedikit
membingungkan.
Terlepas dari kekurangannya, novel ini sangat baik untuk
dibaca dikala senggang. Terlebih, bagi para remaja yang mulai mengenal cinta
dan merasakan rasanya cinta yang tidak berbalas.
Cinta tidak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia memang amat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tapi dia tidak sempurna.Karna hanya cinta yang sempurna.
-Tania-
Happy reading!
Sabtu, 16 November 2013
i just freaking want this thing.
been wondering, is there any music store near jakarta that sell a guitar that look like this? because i've been looking for a guitar like this.
or maybe you can give it for free to me? ;)
Rabu, 06 November 2013
Resensi Film: Monster University
Selalu ada jalan
dalam meraih keberhasilan
oleh: Dara Yudha Nur Fadhilah
Judul : Monster University
Genre : Animasi, komedi.
durasi : 103 menit
Rilis : Juni 2013
Sutradara : Don Scanlon
Produser : Kori Rae
Tokoh : Mike Wazowski, J.P.Sullivan
Pemain : John Goodman, Billy Cristall, Steve Buschemi
Jika anda pernah menonton film Monster Inc, pasti anda
mengenal tokoh-tokoh seperti MikeWazowski, dan James P. Sullivan. Monster yang
bertugas sebagai scarer alias penakut anak manusia tersebut ternyata memiliki
kisah menarik dibalik keberhasilan mereka menjadi seorang Scarer.
Monster University adalah sebuah film animasi yang
disutradarai oleh Dan Scanlon dan diproduseri oleh Kori Rae. Berlatar belakang
cerita kehidupan para monster pada saat memasuki dunia perkuliahan, Monster
University memaparkan kisah yang dialami Mike Wazowski dan James P. Sullivan
saat mengenyam pendidikan di jurusan Scarer, atau jurusan ‘Pembuat Takut’.
Dikisahkan, Mike Wazowski memiliki keinginan yang besar
untuk menjadi seorang Scarer. Keinginan ini ia dapatkan sejak ia masih kecil, saat
sekolahnya mengadakan acara tur ke perusahaan Monster Inc. Disana ia bertemu begitu
banyak Scarer yang terkenal, melihat proses kerja para scarer, dan dengan
tubuhnya yang kecil, ia berhasil menelusup masuk kedalam pintu penghubung ke
dunia manusia dan mengikuti seorang Scarer.
Keinginan dan kemauannya yang tinggi membuatnya berhasil
diterima di Monster University, salah satu universitas dengan rating tinggi
untuk sekolah menakuti.
Di Monster University-lah Mike bertemu dengan Sully, Monster
keturunan Sullivan yang terkenal menyeramkan dan memiliki prestasi tinggi dalam
menjadi seorang Scarer. Mike dan Sully saling bersaing satu sama lain. Sully
yang merasa memiliki segalanya karena berasal dari keluarga Sullivan membuat
Mike geram dan bertekad untuk membuktikan bahwa ia bisa menjadi lebih baik.
Terlebih, Mike sering dipandang remeh oleh lingkungannya karena sosoknya yang
samasekali tidak menyeramkan untuk menjadi seorang scarer.
Mike berusaha dengan giat, belajar dengan rajin, sementara
Sully bersantai dan meremehkannya.
Hingga suatu hari, mereka berdua dikeluarkan
dari scare program karena telah merusak kaleng pengumpul teriakan yang dimiliki
Dean HardScrabble, Dosen besar scare program yang terkenal legendaris dan
kejam.
Semenjak hari itu, kehidupan mereka berubah. Mike yang
benar-benar ingin menjadi seorang scarer berusaha mencari cara agar dapat
belajar kembali didalam scare program. Ia kemudian membentuk sebuah tim bernama
Oozma Kappa yang terdiri dari beraneka monster seperti Don, Terri&Terry,
Squishy, Art, dan mengikuti sebuah perlombaan yang diadakan oleh scare program,
dan sully ikut didalamnya. Mike dengan berani menantang Dean HardScrabble
dengan membuat sebuah kesepakatan yakni, jika ia berhasil memenangkan
perlombaan tersebut, maka Dean HardScrabble harus mengizinkannya kembali
belajar dalam scare program.
Kesepakatan itu disetujui, bahkan Sully akan
disertakan kembali kedalam scare program jika memang tim mereka menang, namun jika
tidak, maka Mike dan Sully harus meninggalkan Monster University.
Lantas bagaimana hasil akhir dari perlombaan tersebut?
Akankah Mike dan Sully kembali diterima didalam Scare Program? Apakah team
Oozma Kappa dapat saling bekerjasama dan menjadi tim yang tak terkalahkan?
Film berdurasi 103 menit ini begitu penuh dengan nilai-nilai
moral yang mengagumkan. Dibawah naungan Walt Disney Pictures yang bekerjasama
dengan Pixar Animation Studios, Monster University hadir tidak kalah menarik
dari sekuel pertamanya, yakni Monster Inc.
Alur yang mengalir dan plot yang menarik membuat penonton
duduk manis dan menikmati setiap menit film ini. Pesan-pesan moral yang
tersirat begitu banyak, dan disampaikan dalam cara yang mudah dipahami.
Tokoh-tokoh yang menarik dan lucu-jauh dari kesan menakutkan-serta detail
animasi yang disajikan begitu memukau. Humor
yang seringkali disisipkan di beberapa adegan membuat para penonton tertawa dan
terlarut dalam rentetan cerita yang ada.
Film yang sarat akan
nilai moral ini berkisah tentang bagaimana menyiasati kekurangan dalam diri,
berpikir positif, pantang menyerah, dan masih banyak yang lainnya. Mike yang
begitu giat berusaha untuk meraih apa yang diinginkannya begitu menginspirasi
dan meyakinkan penonton bahwa, selalu ada jalan dalam meraih keberhasilan.
Meski rintangan yang dilalui tidak mudah, dengan tekad yang kuat semua hal
tampak terasa begitu nyata dan dapat dilalui. Dan kebersamaan Mike dan Sully
mengingatkan kita akan pentingnya memiliki kerabat dekat yang dapat mendukung
kita dalam meraih apa yang kita inginkan. Begitupula dengan interaksi yang
dilakukan oleh mike dan sully kepada tokoh yang lain yang membuat konflik dari
Monster University ini semakin beragam dan masuk akal, begitu realistis.
Namun, tokoh Mike dan Sully yang tampak begitu diutamakan
sekilas membuat tokoh-tokoh yang lain terkesan terlupakan dan kurang
ditonjolkan. Padahal, tokoh-tokoh baru yang begitu beragam dapat lebih digali
lagi karakternya sehingga membuat film Monster University ini semakin memukau.
Meski begitu, film ini dapat digolongkan sebagai film yang sukses rilis dimasa
libur panjang.
Monster University sangat cocok untuk ditonton oleh semua
golongan, baik dari yang masih kanak-kanak, hingga dewasa. Sangat ideal untuk ditonton bersama keluarga di akhir
pekan.
Selamat menikmati kisah perjuangan Mike dan Sully!
“i’m Okay just being Okay.” -Mike
Minggu, 03 November 2013
so, hey.
i'd better make a little chit-chat before i start using this blog.
this is my 2nd blog, i made this for bahasa's project. sooner, this blog will be filled up with the task, and the school project, or the others.
otherwise, i'll keep on trying to make this blog cool enough so you'll be entertained.
then, maybe i'm gonna say,
"hell-o. you've got greetings from the outer space. get lost, and be inspired."
gracias! :)
Langganan:
Postingan (Atom)